Minggu, 07 September 2008

Arti Kepercayaan

KEPERCAYAAN itu penting, dan ini yang sulit. Aku sekarang sedang mengalami sebuah krisis kepercayaan, sulit untuk mempercayai orang lain. Apakah aku punya arti untuk mereka? Apa aku punya arti bagi mereka yang kucintai…??
Yakinkan aku wahai sang waktu kalau mereka adalah orang-orang yang tepat untuk kupercaya, yakinkan aku sang waktu kalau mereka adalah orang-orang yang tepat untuk persinggahan terakhir sebuah rasa. Cinta. Aku bagaikan merasakan sesuatu yang timpang, dan hatiku tak tenang. Mungkin dia juga begitu, terombang-ambing akibat ketidakyakinanku ini karena maklumlah... hatiku sudah pernah tercabik, luka itu sudah sembuh tapi bekas luka itu masih ada.


Aku pernah bertanya pada angin, apa aku punya arti untuk mereka…??Dia hanya menjawab, “Kamu adalah seorang hamba yang sedang dinanti.” Aku tak tahu apa maksudnya, dia memberikan jawaban yang belum aku pahami artinya, sama seperti hatiku yang tak kunjung memberikan sebuah jawaban atas eksistensiku sebagai seorang hamba, aku selalu, “abu-abu”, aku selalu takut memutuskan, karena sekali lagi, Aku Hanya Manusia Yang Pernah Hilang Keseimbangan.

Karena aku takut mengalami kegagalan dan membuat suatu keputusan yang salah, aku saja tak bisa mempercayai diriku sendiri, apalagi mempercayai orang lain, dan ketika aku bertanya pada sang waktu dia malah memberikan teka-teki, mungkin dia ingin mengujiku untuk berani membuat suatu keputusan dengan pemikiran yang matang, bukan dengan pemikiran anak-anakku yang selalu terburu dan setelah itu menyesal, itulah aku, seorang yang tidak berani mengambil keputusan karena aku masih meragukan diriku, “hamba yang dinanti?”

Apa maksudnya? Aku coba menerka-nerka apa maksud angin, mungkin aku tak pernah menyadari bahwa di luar sana banyak yang menaruh harapan besar padaku. Mungkin di luar sana banyak orang yang mengharapkan kepastian serta jawaban padaku, uluran tanganku.Mungkin maksud sang angin, aku harus membuktikan pada diriku sendiri bahwa aku adalah seorang manusia yang eksis sebagai manusia yang berhati nurani tanpa harus memilih dimana kepercayaan itu akan bertandang.

Karena di luar sana, tanpa aku sadari banyak orang yang kehilangan eksistensinya sebagai manusia. Seperti aku yang hanya memikirkan hal yang sepele, seperti rasa percaya atau bahkan diluar sana banyak orang yang mungkin bahkan tak sempat memikirkan eksistensi dirinya karena hanya berpikir bagaimana mengisi kehidupan tanpa menyia-nyiakan sebuah kepercayaan yang membentuknya sebagai manusia seutuhnya.
Karena kepercayaan itu tumbuh ketika aku menganggap bahwa orang itu orang yang amat berarti bagiku. Bahkan jika aku tidak mempercayai diriku sendiri, itu artinya aku tak cukup berarti walau hanya untuk diriku sendiri…

Tidak ada komentar: